"Ilmu itu lebih baik daripada harta. Ilmu menjaga engkau dan engkau menjaga harta. Ilmu itu penghukum (hakim) dan harta terhukum. Harta itu kurang apabila dibelanjakan tapi ilmu bertambah bila dibelanjakan." (Saidina Ali bin Abi Talib)

Minggu, 17 Juni 2012

Pengaruh Residu Amonia Akibat Fumigasi Terhadap Mortalitas Rayap Tanah

Saat ini, kepentingan perlakuan fumigasi untuk pengendalian hama kayu mengalami peningkatan yang cukup berarti seiring dengan ditetapkannya berbagai peraturan yang berlaku secara internasional, seperti standar ISPM (International Standard for Phytosanitary Measure) No. 15 untuk kemasan kayu (Guidelines for Regulating Wood Packaging Material in International Trade) pada tahun 2002. ISPM-15 mensyaratkan bahwa setiap kemasan kayu harus melalui perlakuan khusus, yaitu perlakuan panas atau fumigasi dengan metil bromide. Pengaplikasian fumigasi dengan metil bromide pada saat ini sudah dibatasi karena efek dari metil bromide yang dapat menimbulkan kerusakan pada lapisan ozon. Maka dari itu, perlu ada alternatif penggunaan fumigan yang ramah lingkungan, salah satunya adalah dengan menggunakan amonia. Namun, penggunaan amonia sebagai fumigan kemungkinan dapat menimbulkan efek bagi kayu, salah satunya adanya residu yang tertinggal dalam kayu. Residu merupakan salah satu faktor yang menentukan suatu fumigan itu ideal untuk digunakan.


Sehubungan dengan hal tersebut, pada penelitian ini dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh residu amonia terhadap mortalitas rayap tanah pada kayu Manii, Durian, dan Mindi. Pada penelitian ini dilakukan pengujian keawetan alami kayu dengan menggunakan standar ASTM D 3345-2008 untuk mengetahui keawetan kayu dari kayu yang digunakan. Selanjutnya dilakukan penelitian mengenai pengaruh amonia pada rayap tanah yang dimasukkan ke dalam lubang di balok kayu yang berjarak 1 cm, 3 cm, dan 5 cm dari tepi permukaan. Proses fumigasi menggunakan volume amonia sebanyak 2 liter, 4 liter, 6 liter, 8 liter, dan 10 liter ke dalam ruang fumigasi berukuran 2 m x 1 m x 1 m yang dipaparkan selama 4 hari. Setelah 4 hari pemaparan dilakukan aerasi selama 24 jam dan kemudian dilakukan pengujian pengaruh residu pada rayap tanah yang dimasukkan kembali ke dalam balok kayu yang telah digunakan dalam proses fumigasi sebelumnya dan dipaparkan selama 7 hari. Parameter yang diukur dalam pengujian fumigasi dan pengaruh residu amonia adalah mortalitas rayap tanah setelah pemaparan selama 4 hari dan 7 hari.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kayu Manii yang digunakan dalam penelitian ini termasuk dalam kelas awet V, sedangkan kayu Durian dan Mindi termasuk dalam kelas awet IV. Hasil pengujian fumigasi amonia diperoleh pada kayu Mindi memiliki nilai mortalitas yang lebih rendah dibandingkan dengan kedua jenis kayu yang lain. Hasil pengujian menunjukkan bahwa kayu yang mendapatkan perlakuan fumigasi amonia sebanyak 2 liter hingga 10 liter memiliki nilai mortalitas yang lebih besar dibandingkan perlakuan kontrol yang memiliki nilai mortalitas sebesar 31,11 % dimana penggunaan amonia sebanyak 6 liter telah menghasilkan mortalitas sebesar 100 % pada ruang fumigasi 2 m x 1 m x 1m. Hasil pengujian pengaruh residu diperoleh nilai mortalitas 100 % untuk setiap jenis kayu, volume amonia, maupun jarak lubang yang digunakan dalam penelitian ini. Hasil pengujian menunjukkan bahwa amonia masih memiliki sifat residual terhadap rayap tanah. Namun, adanya residu amonia ini juga berdampak pada aroma kayu sehingga diperlukan penanggulangan untuk menghilangkan aroma amonia yang masih tertinggal dalam kayu.

Kata Kunci: fumigasi, amonia, Coptotermes curvignathus, residu amonia, mortalitas rayap, Manii, Mindi, Durian

by:
Mukhlas Taqiyudin. THH, Fakultas Kehutanan IPB (2011). Pengaruh Residu Amonia Akibat Fumigasi Terhadap Mortalitas Rayap Tanah (Coptotermes curvignathus Holmgren) pada Beberapa Jenis Kayu Rakyat. Dibimbing oleh Istie Sekartining Rahayu, S.Hut., M.Si dan Arinana, S.Hut., M.Si

Tidak ada komentar:

Posting Komentar